Rabu, 10 September 2008

Papua Merdeka: Antara Perspektif gerakan Prodem NKRI - Papua Barat dan Momentum Yang harus disikapi oleh Pejuang Papua


saat-saat inii, kondisi riil di Indonesia dimana militerisme bangkit kembali dapat menimbulkan reaksi, baik itu NGO, mahasiswa dan elemen Demokratik Indonesia kembali berteriak menentang segala bentuk yang militeristik.

Ada tiga agenda yang di usung yaitu;

1. Militerisme;,( Watak penindas/ruang demokratik tertutup)
2. Orbaisme, dan; (yang menopang militer untuk tetap kuat)
3. Neoliberalisme;.(Papua masuk NKRI karena perjanjian kontrak karya Freeport)

Alasannya ketiga aspek ini telah menghambat ruang demokrasi yang selama ini di perjuangkannya.

Pertanyaanya?

Kondisi Indonesia hari ini mampu kita manfaatkan dalam perjuangan Papua Atau karena itu urusan Prodem NKRI jadi kita (khususnya pejuang Papua tinggal diam saja!!

Saya mau katakana bahwa; momentum ini harus kita ambil dengan strategi yang bukan taktis, namun kontinyu. Untuk itu penyatuan gerakan Papua sangat pass dan konkrit untuk perjuangan Papua hari ini yaitu; bersama kelompok elemen lain untuk menyuarakan segala bentuk penindasan seperti yang telah saya katakan diatas. Sudah saatnya kita tidak menutup diri, tetapi harus membuka diri dan menjelaskan persoalan riil yang dihadapi bangsa Papua Barat

Ingat!!
Mengapa persoalan Papua belum meluas dan diteriakan oleh gerakan Prodemokratik Indonesia?

Persoalannya adalah kitalah yang tidak dapat menjelaskannya kepada mereka tentang persoalan kami.

Saya dapat katakana bahwa fragmentasi gerakan pembebasan Papua Barat hari ini terjadi karena kita sudah terjerumus dalam karakteristik gerakan NKRI yang notabenenya carut marut.
Artinya ketika ada persoalan konkrit di depan mata kita, masing-masing elemen selalu menutup diri, diskusi satu tahun; tindakannya satu hari.

Kita tidak sama dengan mereka. Pemikiran dan tindakan orang Papua itu selalu tepat sasaran, maka kita janganlah terjebak dengan karakteristik kaum Prodem NKRI yang saya sebutkan diatas.

Tetapi hari ini membuka diri dan menjelaskan persolan Papua kepada mereka adalah wujud dukungan dan menggemanya persoalan Papua di Indonesia sendiri.

Tidak ada komentar: